batak itu keren

Dosa-dosa dan Pelanggaran HAM oleh PT TPL

I. Tindak Kekerasan, Penculikan dan Penangkapan

No. Tgl/Bln/Thn Peristiwa/Tindakan Tempat Pelaku Korban
1 20 Juli 1998

Pkl.21.30.Wib

Warga yang sudah 30 hari melakukan aksi penjagaan di Simpang Sirait Uruk terhadap truk yang masuk ke lokasi pabrik Indorayon, diserbu 800 ratus personil aparat keamanan yang terdiri dari gabungan pasukan polisi, brimob, kodim, dan Polisi Militer. Sirait Uruk Gabungan Polisi, Brimob, Kodim dan Polisi Militer Warga Sirait Uruk sekitarnya
Beberapa warga terluka oleh pentungan aparat, warga di dikejar-kejar sampai ke pintu rumah. Bola-bola lampu dan meteran listrik dipecahkan aparat.

Warga dikejar dan menyelamatkan diri ke sawah-sawah.

Warga Sirait Uruk sekitarnya
1 orang ditangkap, diseret, dipukuli dan dinjak-injak dan dibuang ke parit, ditemukan warga dalam keadaan koma. Kondisinya, mengalami luka robek yang cukup lebar di kepala, sekujur tubuh lebam-lebam akibat pukulan benda keras, beberapa jari dan tangan patah tulang akibat menangkis pentungan. Tumpal Simbolon
2 21 Juli 1998 -Aksi warga tetap berlangsung dan jumlah aparat semakin ditambah menjadi 1000 personil.

-Aparat memaksa rakyat untuk melayani permintaan mereka, meminta paksa selimut dan bantal untuk tidur.

-Diketahui belasan orang warga terluka, puluhan rumah warga rusak, beberapa warga dikabarkan hilang.

3 3 Sept 1998 Karena aksi-aksi warga yang dilakukan di desa Tambunan, Balige, 2 orang (pemuda) warga desa Tambunan ditangkap Desa Tambunan, Balige Brimob
4 4 Sept 1998 150 warga hadir melakukan aksi penghempangan jalan Rahman Sirait (30 thn), ditangkap. Warga melarang dan terjadi tarik menarik dengan kaum ibu. Aparat memukuli kaum ibu dengan pentungan. Aparat menembakkan gas air mata. Simpang Sirait Uruk Brimob Rahman Sirait ditangkap, dan puluhan kaum ibu cedera.
Akibat penangkapan, warga marah dan dalam waktu singkat 2000 warga hadir dari berbagai desa ke Porsea.

Terjadi bentrokan dan aparat menembakkan gas air mata.

Setelah warga pulang ke rumah masing-masing, aparat yang terdiri dari Brimob dan Tentara (Arhanud) dari Titi Kuning, Medan, melakukan pengrusakan, penjarahan dan menembaki rumah penduduk.

Beberapa rumah dijarah disertai pemukulan terhadap warga yang ditemui di rumah, tidak perduli anak-anak maupun yang sudah tua.

Sirait Uruk Brimob dan Tentara (Arhanud) 1. Musa Gurning: rumah dan perabotan, 4 unit mobil dirusak, 21 juta uang dirampok, 1 orang pembantu (Lasmaria Butar-butar) dianiaya dan mengalami luka di kepala.
– 10 orang lagi rumahnya rusak yakni rumah: Pendi Butar, Op.Linda, Maradat Situmorang, Turman Manurung, Sori Sirait, Br Tambun, Palar Situmorang, Wilfrid Nadeak, Op.Tagor Situmorang, Op.Ranap Sirait
5 4 Sept 1998 Aparat menganiaya dan menyiksa 2 orang warga, sehingga dirawat di Rumah Sakit Parparean Porsea. Uang korban juga dijarah dari dompet 300 ribu rupiah. Desa Lumban Datu Aparat Sitorus dan Manurung
Terjadi bentrok antara warga dan aparat, aparat menggunakan gas air mata dan penembakan.

-1 orang tertembak kakinya (Jhon Sirait)

-50 orang kaum ibu luka-luka dan lebam kena pentungan aparat.

-1 orang ibu tua (80 tahun) diculik saat bekerja di sawah.

-15 orang warga ditangkap dan dimasukkan ke truk dan dibawa paksa oleh aparat. Selanjutnya diketahui ditahan di Polres Tarutung.

-30 orang warga hilang

Sirait Uruk
  1. Warga yang tertembak: Jhon Sirait.
  2. Warga yang ditangkap:

-Ulong Sirait

-Maharris Sirait

-Lukman Butar-butar

-N.Relly Manurung

-Jamal Gurning

-Ronny Manurung

-Ramses Siahaan

-Parningotan Simangunsong

-Budi Sitorus

-Maju Simangunsong

-Op Hotman br Sitorus

-Haposan Sitorus

-Rahman Sirait

-Ucok Harahap

Aparat mendatangi rumah warga (warung) dan mengobrak-abriknya. Barang dagangannya (ber pak rokok) diambil aparat. Lumban Datu Aparat Lilis br Simbolon
Kepala desa mengalami penyiksaan hingga babak belur Desa Tangga Batu I Aparat Runding Sitorus
6 Sept 1998 Warga yang dibawa paksa ke Polres Tarutung mengalami penyiksaan berat, sehingga 7 orang dikirim ke RSU Dewi Maya, Medan Polres Tarutung -Kelly br Sibarani (20), dari desa Sirait Uruk

-Alamsyah Butar-butar (30), desa Lumban Kuala.

-Rauli br Manurung (40), desa Sirait Uruk

-Pangaloan Manurung (42), desa Lumban Kuala

-Edison Manurung (42), desa Lumban Kuala

-Sahata Manik (32) desa Sirait Uruk

-Sutan Butar-butar (52) desa Sirait Uruk

1 orang dilarikan ke Rumah Sakit Vita Insani Pematangsiantar, dipukul dengan popor senjata dan mengenai mata korban Polres Tarutung Jamaluddin Gurning
22 Nop 1998 17 orang pemudi diciduk aparat dari warung, setelah dipukuli diangkut paksa dan dinterogasi di kantor Polsek Porsea Kantor Polsek Porsea Polsek Porsea
Selanjutnya 14 orang dari mereka yang ditangkap dirawat di UGD RSU Porsea, karena pemukulan dan mengalami luka tembak, memar, lebam-lebam, luka robek dan patah tulang. -Henry Napitupulu (19), desa Parparean

-Beres Napitupulu (32), Parparean

-Farel Pardede (19), Parparean

-Marojahan Tanjung (18), Porsea

-Frengky Hutagaol (24), Porsea

-Luhut Simatupang (18), Porsea

-Anton saragih (17), Porsea

-Tumondang Simanjuntak (42), Silimbat

-Polaman Manurung (21), Porsea

-Binner Manurung (20), Porsea

-Jeffry Panjaitan (19), Porsea

-Amsen Manurung (19) Janji Matogu

-Parlindungan Manurung (30), Porsea

Ramli Marpaung (26), Porsea.

23 Nop 1998 Aksi warga sekitar 2000 orang dihadang aparat dengan melakukan pemukulan, penembakan dan gas air mata. Sirait Uruk Aparat
Siang harinya, beberapa warga dirawat di UGD RSU Porsea akibat luka tembak (peluru karet?) Sirait Uruk Aparat -Nelson Manurung (23), Sibuntuon

-Marolop 32), Sibuntuon

-Henry Sinaga (30), Sihubak-hubak

-Kasman Manurung (23), Lumban Datu

-Hotman Simanjuntak (35), Porsea

Aksi massa ke lokasi pabrik terjadi bentrok fisik dengan aparat. Porsea Aparat Ir Panuju Manurung (Jakarta), tewas dianiaya aparat dan karyawan PT.IIU
26 Nop 1998 Dilakukan aksi ke Tarutung menuntut pembebasan warga yang ditahan. Dalam aksi ini beberapa warga mengalami pemukulan dan luka tembak dan dirawat di Rumah Sakit Umum Tarutung dan RSU Porsea Tarutung Aparat -Ali Husin (58), Lbn Datu

-Kariot Sitorus (36) Porsea

-Jafar Manurung (16), Porsea

-Toba Butar-butar (48) Sigaol

-Edisman Manurung (16) Janji Matogu

-Surung Sihombing (17), Porsea

-Johny Manurung (45), Porsea

-Syahril Manurung (16), Sihubak-hubak

-R.Manurung (42), Porsea

-R.Manurung (42) Porsea

-Asben Sihotang (29), Porsea

-Raspen Haro (18), Mhs UNIKA Medan

-Togu Siregar (23), Mhs UNIKA Medan

-Irwanto Debataraja (23), Mahasiswa UNIKA Medan

-Paian Manurung (26), Jangga Lumban Julu

-Manahan Sitorus (52), Janji Matogu

3 21 Juni 2000 Pukul 01.30.Wib dini hari, aparat kepolisian menculik warga yang bertugas jaga malam. Sirait Uruk Polsek Porsea Rakyat Porsea
4 21 Juni 2000 Penculikan atas warga mengakibatkan aksi ribuan massa dan bentrok dengan polisi, dan menewaskan siswa  STM warga desa Patane karena ditembak Polisi. Sirait Uruk, Porsea Polisi Rakyat Porsea, dan Hermanto Sitorus tewas tertembak.
5 Juli 2000 Penduduk desa Janji Matogu mengungsi karena penangkapan sewenang-wenang. Salah seorang warga ditangkap dan dijebloskan ke penjara. Janji Matogu Polisi Alfared Hasibuan
21 Nov 2002 -Aksi warga di kantor Camat Porsea, ketika janji-janji tidak ditepati warga marah dan terjadi kerusuhan. Warga dipukuli dengan pentungan, diseret dan ditangkap serta ditahan di Polres Tarutung (18 orang).

-Intimidasi terhadap warga oleh aparat tetap berlangsung, 2 orang warga dipukuli dan ditangkap tetapi kemudian dilepaskan (Untung Sianturi dan Ferdinan Situmorang)

– 2 orang yang ditahan di Polres Tarutung dibebaskan (Jinter Silaen dan Marlin Marpaung)

Porsea Polisi, Tentara  dan Brimob -Pdt.Miduk Sirait

-Jinter Silaen (33), Lbn Lobu

-Arta Manurung (46) Lbn Amborgang

-Gopas Tambunan (58) Silamosik

-Benget Manurung (47) Sirait Uruk

-Parulian Ambarita (60) Lbn Ambarita

-Fransisco Sitorus (17) Silamosik

-Carles Sirait (27) Lumban Mual

-Manombang Dolok Saribu (48) Nagatimbul

-Rio Dolok Saribu (19) Lumban Dolok

-Madon Sitorus (27) Rahut Bosi

-Pdt Sarma Siregar (31) Nagatimbul

-Pitta br Sirait (32) Lumban Butar

-Marlin Marpaung (42) Silamosik

-Tagor Butar-butar (58) Sigaol

-Mangara Sirait (68) Sirait Uruk

-Musa Gurning (76) Sirait Uruk

-Krisman Sitorus (65) Pasar Porsea

29 April 2003 Warga yang melakukan aksi dipukul dengan pentungan, mengalami luka tembak, memar, terkilir, patah tulang. Sirait Uruk Polisi dan Brimob -Op Risma br Manurung (76),Patane I

-Op Saor br Sitorus (51),Silamosik I

-N Risma br Butar-butar (50),Patane II; N Carles br Sirait (46),Patane I; Op firman br Butar-butar (65),Patane II; Taruli br Sitorus (42), Sibadihon; Op Rosida br Sirait (60), Rianiate; N Togi br Sirait (45),Janji Matogu; Roida br Nainggolan (41),Patane II; N Rinta br Sihotang (39),Patane III; Agus Togang Sitorus (30), Lumban Padang; Jaiman Hutauruk (32),Jangga Toruan; Darwin Sitorus (16), Sibaruang; Op Bakti br Sitompul (59), Sibadihon; Pastor Ivo Sinaga, pastoran Balige

Baca entri selengkapnya »

Untuk memberi kesempatan kepada lebih banyak peserta, Lomba Karya Tulis TobaLover–yang sedianya berakhir 28 Oktober 2009, telah diperpanjang waktunya hingga akhir 30 November 2009.  Pengumuman pemenang akan dilakukan pada tanggal 15 Desember 2009, sementara penyerahan hadiah akan dilaksanakan 21 Desember 2009 di Balige, Tobasa.

Keputusan memperpanjang masa pelaksanaan lomba diputuskan pertengahan Oktober lalu, setelah Dewan Juri di Medan yang diketuai Toga Nainggolan melaporkan bahwa naskah yang masuk hanya 17 karangan. Jumlah itu jelas terlalu sedikit,  karena hadiah yang disediakan panitia adalah untuk 20 pemenang. Selain itu daerah asal para peserta lomba juga belum mencakup Tapanuli Utara, Simalungun, Samosir, dan Tanah Karo.

“Sesuai dengan tujuan kita mengadakan lomba ini, yaitu mendorong tumbuhnya kepedulian para remaja dan pemuda terhadap krisis lingkungan di Danau Toba dan sekitarnya, maka kita putuskan memperpanjang pelaksanaan LKT TobaLover,”ujar Ketua Panitia Robert Manurung.

Diakuinya, rendahnya jumlah karya yang masuk adalah lantaran kurangnya promosi dari pihak panitia. “Kita memang mengalami kesulitan untuk mempromosikan lomba ini sampai tingkat sekolah. Problem utamanya adalah karena kita sendiri belum solid, dan sulit sekali mendapatkan relawan di daerah-daerah di seputar Danau Toba,”katanya.

TOBALOVER, sebuah komunitas berbasis jejaring sosial Facebook, akan menyelenggarakan Lomba Karya Tulis (LKT) bagi pelajar SLTP dan SLTA di tujuh kabupaten seputar Danau Toba. Lomba berhadiah total Rp 25.000.000 ini, bertujuan menanamkan sejak dini kepedulian terhadap pelestarian Danau Toba dan lingkungan sekitarnya.

Menurut Ketua Panitia LKT Tobalover, Robert Manurung, lomba bertema “Danau Toba Yang Kucinta” ini mencakup tujuh kabupaten yang bersinggungan langsung dengan Danau Toba, yaitu Simalungun, Tanah Karo, Tobasa, Tapanuli Utara, Samosir, Humbang Hasundutan, dan Dairi. Lomba ini berlangsung sejak 21 Agustus hingga 1 Oktober 2009. Pemenangnya akan diumumkan tanggal 22 Oktober, sedangkan penyerahan hadiah dilaksanakan pada perayaan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 2009.

”Kita menyadari, upaya penyelamatan Danau Toba tidak akan berhasil selama penduduk setempat hanya sebagai penonton atau pelengkap penderita seperti selama ini,”jelas Robert Manurung seraya menegaskan, ”Melalui penyelenggaraan lomba ini, kita ingin mendorong tumbuhnya kepedulian di kalangan remaja dan pemuda di tujuh kabupaten itu untuk melestarikan Danau Toba dan lingkungan sekitarnya.”

Ditegaskannya, melalui lomba ini TobaLover ingin mendorong upaya penyelamatan Danau Toba menjadi bersifat bottom up. “Jurus baru” ini diyakini lebih layak diandalkan dan diharapkan dibanding pendekatan top down, yang sifatnya elitis dan sarat KKN seperti dianut selama ini. “Kenapa sebelumnya tidak pernah diadakan lomba semacam ini ? Karena sumber dana organisasi-organisasi penyelamatan Danau Toba adalah pihak-pihak yang secara langsung maupun tidak langsung ikut merusak danau itu dan Baca entri selengkapnya »

Oleh : Robert Manurung

COVER proposal Lomba Karya Tulis TobaLover ini hanyalah salah satu bukti. Bahwa, semua talenta dapat disumbangkan, demi usaha kita bersama untuk menyelamatkan, merawat, dan menjaga kelestarian Danau Toba dan alam sekitarnya.

Cover proposal ini adalah karya Imelda Hutapea. Gadis asal Laguboti ini juga mendesain kop surat, poster dan semua bentuk grafis yang dibutuhkan oleh Panitia Lomba Karya Tulis TobaLover. Semuanya itu dia kerjakan dengan penuh dedikasi, bahkan terkadang hingga larut malam. Terkadang pula dia mengerjakannya di warnet atau coffee shop, padahal bukan saja tidak mendapat bayaran, mlaahan dia harus membayar sendiri semua pengeluarannya selama mengerjakan “proyek tengkiu” ini.

tobalovers

Logo Komunitas TobaLover

Logo Komunitas TobaLover

Oleh : Robert Manurung

Horas.

Apa kabar sahabat-sahabatku ? Aku sangat menghargai kesetiaan teman-teman yang tetap mengunjungi blog ini, meski sudah sangat jarang ada postingan baru. Mudah-mudahan saja setelah ini aku dapat mengupdate blog kita ini secara teratur.

Mungkin di antara teman-teman masih ada yang ingat, tahun lalu aku sudah berniat menutup blog ini. Bahkan, pada waktu itu, aku sudah siapkan domain penggantinya, yaitu tobalover.com. Namun kenyataannya, terutama berkat saran Anda semua, aku tetap mempertahankan keberadaan blog ini, Sementara itu situs tobalover pun tetap belum kuluncurkan.

Memang, dalam delapan bulan terakhir, waktuku banyak tersita oleh keasyikan baru di jejaring sosial Facebook. Salah satu hasil dari eksplorasiku di sana adalah terbentuknya Komunitas TobaLover.

Inilah gambaran singkat tentang TobaLover :

Visi
Penyelamatan/pelestarian Danau Toba dan lingkungan sekitarnya hanya akan berhasil jika penduduk setempat berperan sebagai aktor, bukan hanya figuran, penonton atau malahan ikut merusak. Untuk itu masyarakat setempat perlu diedukasi dan diberdayakan, dengan pendekatan sosio-kultural yang tepat dan kegiatan-kegiatan yang memberikan insentif ekonomi. Baca entri selengkapnya »

Untuk pertama kali sejak tahun lalu, aku merasa lega dan sedikit senang. Aku suka Ibu guru ini dan sekolah TK-nya, karena tidak ikut-ikutan menjadi “hewan ekonomi” yang mengkomersilkan pendidikan sampai ke ampas-ampasnya. Lebih senang lagi perasaanku setelah aku dan Jo sampai di rumah, lalu dia bercerita dengan antusias kepada ompungnya. “Gue senang sekolah, ompung. Gue dapat teman baru, namanya Adam,”ujarnya dengan mata berbinar. “Orang Batak ya?,”tanya ibuku. “Bukan, ompung, dia orang Jawa, dia Islam, tapi orangnya baik kok. Besok kami ketemu lagi di sekolah, ayiiik… Baca entri selengkapnya »

Pahlawan Nasional asal Tanah Batak, Raja Sisingamangaraja XII, gugur pada 17 Juni 1907 dalam kontak senjata melawan kolonial Belanda di Sionom Hudon, Dairi. Dalam pertempuran yang sengit itu, turut gugur dua putranya, Raja Patuan Nagari dan Raja Patuan Anggi, serta putrinya Si Boru Lopian.

PERINGATAN 102 tahun wafatnya Pahlawan Nasional Raja Sisingamangaraja XII digelar secara sederhana, dengan melakukan upacara ziarah ke makam pahlawan asal tanah Batak ini di Jalan Pagar Batu Soposurung Balige Tobasa, Rabu (17/6),  dengan inspektur upacara Kapolres Toba Samosir AKBP Frenkie Radot Samosir P. Baca entri selengkapnya »

Suara musik yang keras dari warung tuak itu terdengar hingga dini hari dan masuk langsung ke dalam rumah, sehingga ketenangan masyarakat benar-benar terganggu pada malam hari. Apalagi penjualan tuak itu pada malam-malam tertentu non stop,  sejak pukul 17.00 hingga menjelang pagi. Baca entri selengkapnya »

Yang saya tahu penduduk di sini mayoritas adalah suku Batak. Mereka adalah penduduk asli yang tinggal di sekitar Danau Toba. Mereka ramah dan bersahabat.  Secara detail saya masih kurang mengenal kebudayaan mereka. Tapi masyarakat Batak terkenal dengan ulosnya.

toba

Baca entri selengkapnya »

Seandainya para keturunan perantau asal Mandailing di Malaysia itu bertujuan baik untuk menghidupkan  ikatan dan diplomasi budaya dengan tanah leluhur; seharusnya mereka tidak gegabah melancarkan perang persepsi; yang tak disukai oleh sebagian besar masyarakat Mandailing yang merasa dirinya Batak , dan melukai perasaan orang Batak Toba karena dilukiskan sebagai keturunan budak. Baca entri selengkapnya »

Bangkit (4,5) th adalah anak yatim piatu; bungsu dari 4 bersaudara. Ayahnya meninggal Desember lalu dan ibunya meninggal Februari lalu. Sepeninggal ibunya, dua kakaknya diasuh namborunya di Medan. Tinggallah Bangkit bersama Afles (12 th) di rumah inangtuanya di Tarutung.

Ketika Bangkit makin sakit, Bangkit dan Afles dibawa ke rumah neneknya yang sudah tua dan buta. Praktis hanya Afles yang mengasuh dan merawatnya. Ketika ketahuan bahwa Bangkit terkena AIDS mereka diusir dari kampung tersebut. Luar biasa.

Oleh : Pdt Paulina Sirait

Dear all,

SEJUJURNYA, saya baru mengetahui kabar ini Minggu pagi melalui SMS dari  pendeta Gomar Gultom (Persatuan Gereja Indonesia) – seusai mengikuti Ibadah Minggu pagi di HKBP Pematangsiantar. Berikut petikan SMS-nya : Baca entri selengkapnya »

Dan kini, sebagian besar halak hita mungkin sudah melupakan detil peristiwa itu, sambil terus bertanya-tanya dalam hati mengenai nasib Sintong setelah karir militernya “diamputasi”. Namun cerita sedih “de-Batakisasi” yang mematikan karir ribuan orang Batak di berbagai instansi di republik ini, masih sering dituturkan dengan nada getir di kalangan Bangso Batak hingga saat ini.

Oleh : Robert Manurung

BAGI kalangan etnis Batak, jenderal yang lahir di Sigompulon, Tarutung, 4 September 1940, ini, adalah personifikasi nilai-nilai ideal Bangso Batak; yang meliputi daya juang, kecerdasan, keberanian, taat azas, integritas, dan solidaritas. Namun sebaliknya pula, dalam memori kolektif halak hita, Sintong juga merupakan “simbol kekalahan” etnis Batak di kancah nasional–sejak dekade 90-an hingga sekarang. Baca entri selengkapnya »

Perilaku caleg di Indonesia juga sangat cinta damai. Jika di negara-negara lain para politisi tega melakukan kekerasan, dan bahkan membunuh, demi memenuhi syahwat kekuasaan; di negeri tercinta ini para caleglah yang mati setelah gagal jadi anggota dewan, mulai dari yang terkena serangan jantung sampai yang ikhlas bunuh diri.

 Oleh :  Robert Manurung

1. Kita patut merasa lega dan bangga karena kesadaran politik rakyat Indonesia  ternyata sudah sangat tinggi. Buktinya jumlah caleg secara nasional dalam pemilu barusan tak kurang dari 1,7 juta orang. Artinya, di antara 100 pemilih ada satu caleg. Ini pasti rekor dunia. Sedangkan di negara jiran, Malaysia, rasionya 10.000 : 1. Baca entri selengkapnya »

Blog Stats

  • 761.301 hits

Arsip