Orang Batak Punya Maskapai Penerbangan : Lorena Air !
Posted 12 Mei, 2008
on:I believe I can fly, I believe I can touch the sky
I think about it every night
and Spread my wings and fly away ….…..
(Lagu R. Kelly, populer pada 1996, dan banyak dipakai dalam pelatihan-pelatihan motivasi di Indonesia)
Oleh : Raja Huta
EVOLUSI orang Batak akhirnya sampai juga ke angkasa. Mobilitas itu dimulai dengan berjalan kaki alias nyeker. Sedikit lebih maju, ketika kuda mulai diternakkan, tapi itu terbatas di dataran rendah yang sangat jarang di Tano Batak. Kemudian, leluhur orang Batak menguasai teknologi pembuatan roda, dan terciptalah pedati yang ditarik kerbau. Setelah itu, ketertarikan manusia Batak terhadap alat transportasi yang kian cepat dan canggih sudah menjadi semacam histeria.
Lebih dari sekadar kecanduan, orang Batak tergila-gila pada “kecepatan” adalah karena sifat aslinya memang begitu. Kurang sabaran dan senang melakukan “lompatan”. Di masa sepeda masih merupakan alat transportasi utama pun, orang Batak sudah senang ngebut; apalagi setelah menunggang sepeda motor dan kemudian menyetir mobil.
Maka tak usah heran, kalau supir-supir Batak sangat “termashur” karena senang ngebut, terutama pengemudi bus antar pulau Sumatera-Jawa, dan para supir metro mini di Jakarta yang sering disumpah serapahi oleh kaum ibu karena ugal-ugalan. Para pengemudi bus malam Lorena pun, terutama rute Surabaya-Jakarta, sangat “legendaris” sebagai raja jalanan tanpa tandingan, di sepanjang Pantura.
Kini, kecenderungan halak hita bukan lagi sekadar “melompat”, tapi sudah keranjingan “terbang”. Silakan periksa data Departemen Perhubungan, Anda akan menemukan fakta yang mengejutkan : arus penumpang Jakarta-Medan dan sebaliknya kini sudah lebih banyak melalui udara; dan tinggal sedikit yang masih lewat darat dan laut.
Déjà vu! Evolusi itu pun akhirnya mencapai kematangan menuju tahap yang lebih tinggi. Mulai 6 Juni 2008 yang akan datang orang Batak akan memiliki maskapai penerbangannya yang pertama, yaitu Lorena Air. Bukan kebetulan kalau pionir di bidang bisnis “langit” ini adalah pengusaha yang sudah “karatan” di dunia transportasi darat, yaitu Gusti T Soerbakti.
* * *
LAUNCHING maskapai penerbangan Lorena Air, di bawah bendera perusahaan PT Eka Sari Lorena Airlines, telah diadakan Jumat kemarin (9/5) di Jakarta. Dan sungguh menarik, meskipun GT Soerbakti hadir dalam acara itu, namun sosok yang tampil mewakili perusahaan adalah putrinya, Eka Sari Lorena Soerbakti. Memang, ibu dua anak, hasil pernikahannya dengan Johannes Marcellinus Silalahi, inilah presdir atau CEO Lorena Air.
Acara launching itu dihadiri antara lain oleh GM Malaysia Airlines (MAS) Engineering Maintenance Rashidi Saidin, Executive Director Global Aviation of Willis Ltd Roger Digby dan Gusti T. Soerbakti selaku Preskom Lorena.
Eka, yang tanggal 3 Juni mendatang genap berusia 39 tahun, cukup fasih memaparkan ihwal Lorena Air; dan tangkas menangkis berbagai “serangan” dari wartawan. Memang, dilihat dari aspek bisnis dan ekonomi secara makro, Lorena Air hadir pada waktu yang salah– tepat ketika harga minyak dunia menembus batas psikologis 120 dolar AS. Dan pada saat daya beli masyarakat dunia anjlok drastis, lantaran melonjaknya harga bahan pangan.
Selain itu, ambruknya Adam Air, dan tidak adanya pengalaman Lorena Air bermain di bisnis ini; membuat kalangan pers bertanya-tanya kenapa keluarga Soerbakti nekad. Namun Eka menyangkal anggapan nekad tersebut. Menurutnya, persiapan sudah dirintis sejak empat tahun silam; dan kebetulan saja Adam Air tumbang baru kemudian Lorena Air mengudara.
Eka menuturkan, Lorena Air menargetkan mengangkut 1,5 juta orang penumpang per tahun, dengan mengoperasikan enam pesawat Boeing 737-300. Target itu mengacu pada tingginya potensi pertumbuhan penumpang angkutan udara di Indonesia, sekitar 20% per tahun.
Lorena akan menjadi perusahaan kedua setelah Garuda yang menawarkan layanan penuh (full service), dengan dua konfigurasi kelas yakni 12 kursi kelas bisnis dan 106 kursi kelas ekonomi.. Dan target kompetitornya adalah national flag carrier tersebut., namun harga tiketnya lebih murah dibanding Garuda.
Pada tahap awal, Lorena akan mengoperasikan dua pesawat B737-300, melayani tiga rute utama yakni Jakarta-Surabaya, Jakarta-Palembang dan Jakarta-Pekanbaru.
Jakarta-Surabaya pp merupakan rute perdana Lorena yang akan dilayani mulai 6 Juni 2008 dengan frekuensi empat kali per hari. Tarif promo kelas ekonomi Jakarta – Surabaya ditawarkan mulai Rp560.000 (net) dengan harga dasar Rp308.000, sedangkan tarif premium Rp1,4 juta (kelas bisnis) dengan harga dasar Rp1,14 juta.
Rute Jakarta-Palembang pp dan Jakarta-Pekanbaru pp baru akan dilayani mulai 12 Juni 2008 dengan frekuensi dua kali per hari. “Untuk Air Operator Certificate [AOC] akan terbit akhir Mei ini,” ungkap Eka.
* * *
LORENA sudah terlanjur identik dengan usaha bisnis bus malam, yang dibangun oleh GT Soerbakti sejak Eka masih balita, tepatnya 37 tahun silam. Sebenarnya, di luar pengetahuan publik, Lorena telah menjelma menjadi sebuah kerajaan bisnis yang menggurita. Dimulai dari usaha bus dengan 300 armada, kemudian merambah bisnis restoran, mengembang ke bidang ekspedisi; lalu ekspansi ke bidang perkebunan dan sekuritas.
Kendati demikian masih banyak yang meragukan keandalan pengusaha Batak ini mengelola maskapai penerbangan. Bahkan sekarang sudah bertebaran artikel di berbagai blog, yang mencemaskan nantinya pilot Lorena Air akan ugal-ugalan—dan bahkan zig zag di udara; seperti ulah bus-bus Lorena di Pantura.
Beginilah, memang, tantangan yang harus dihadapi pengusaha Batak ketika memasuki bidang bisnis yang persaingannya ketat. Pendapat-pendapat miring gampang sekali dilontarkan, mulai yang terdengar logis meskipun belum ada faktanya; sampai insinuasi dan bahkan sentimen karena alergi terhadap habatahon-nya.
Tapi bukan Batak namanya kalau tidak bisa menjawab keraguan itu secara cerdas, tidak dengan silat lidah tapi pembuktian kapasitas dan kapablitas. Itulah persisnya yang dilakukan Eka, dengan memprioritaskan aspek keselamatan penerbangan. Dan karena itulah Lorena Air terlambat beroperasi dari rencana semula–bahkan sempat kena dispute ketika gagal mendapatkan pesawat untuk disewa; yaitu karena mementingkan keselamatan.
Lorena telah menjalin kerja sama dengan MAS Engineering & Maintenance sejak 5 Desember 2007 untuk perawatan seluruh armada yang akan dioperasikan di domestik dan internasional. Sedang diupayakan, agar Lorena dapat ikut program International Air Transport Association (IATA) untuk sertifikasi IATA Operational Safety Audit (IOSA). Dan akan berpartisipasi dalam program Billing Settlement Plan (BSP), yang ditetapkan IATA.
Menurut sumber blog tobadreams, demi aspek keselamatan itu pula, Lorena Air tidak sayang harus membayar sebesar US$48 juta atau sekitar Rp432 miliar untuk perawatan selama tiga tahun (2007-2010). Artinya, setiap hari Lorena harus mengeluarkan uang Rp395 juta untuk biaya perawatan enam pesawatnya, atau Rp65,8 juta per pesawat per hari.
* * * * *
EKA sendiri ternyata cukup terampil mengemudikan pesawat, jenis CESSNA; yang sengaja dipelajarinya di bandara Halim Perdana Kusuma; supaya bisa menghayati betapa beratnya tugas dan tanggung jawab seorang pilot.
Sementara itu untuk kemudahan dan kenyamanan calon penumpang, Lorena air sudah membangun sistem penjualan elektronik melalui internet. Menurut Eka, dia sangat mengagumi perusahaan penerbangan Singapura, yaitu SQ Airlines; dan tanpa malu-malu dia mengaku berusaha meniru sistem pelayanan perusahaan itu.
Boru Batak kelahiran Jakarta ini memang “batak banget” untuk urusan belajar. Tidak hanya getol menimba ilmu lewat pendidikan formal, dia pun sengaja membekali diri dengan pengalaman sangat beragam. Untuk bidang pelayanan misalnya, “sekolahnya” adalah International Westin Hotel di San Francisco, tempat dia bekerja sambil mengikuti program Master di Salve Regina Univercity, Rhode Island, Amerika Serikat.
Dengan semuanya itu, tidak berlebihan bukan kalau Lorena Air aku “klaim” sebagai pencapaian dan “milik bersama” orang Batak; dan milik setiap orang yang menghargai semangat belajar, daya juang, dan ambisi untuk lebih maju ? Dan, adakah di antara pembaca yang merasa keberatan, kalau Eka Sari Lorena– bosnya Lorena Air ini; aku sebut sebagai BATAK KEREN ?
Lorena Air, dengan moto Excellent Way To Fly, pastilah akan menginspirasi semua orang Batak untuk ikut “terbang”–bukan lagi sebagai raja (konsumen), tapi sebagai pelayan yang terhormat. Ya, itulah tahapan berikutnya evolusi orang Batak : melayani dari ketinggian tertentu dan di tempat yang semakin tinggi !
I believe I can fly…
==================================================================
40 Tanggapan to "Orang Batak Punya Maskapai Penerbangan : Lorena Air !"
Salut untuk Lorena grup. Apalagi dengan pemikiran; mendahulukan keselamatan penumpang. Aku pikir, kalau Lorena Air bisa konsekwen, tidak tertutup kemungkinan akan berjaya di udara. Asal jangan sampai menyewa pesawat yang sudah uzur, seperti perusahaan lain. Terus terang, aku sekarang lebih suka naik Lion Air dengan pesawatnya yang Boing 737-900 ER. Enak, nyaman dan tidak sport jantung… hahahaha… habis aku phobia ketinggian sih… Okelah, kita dukung setiap usaha ni halak hita…
Lorena pasti akan berjalan dengan baik karena dipimpin seorang perempuan. Terus terang, untuk urusan yang satu ini aku lebih percaya sama perempuan. Eka pasti akan lebih cerewet terhadap seluruh karyawannya, dia tidak akan menyogok dephub, kerapihan pesawat pasti terjaga karena biasanya perempuan lebih teliti daripada pria, ditambah dia juga sudah belajar jadi pilot sehingga pasti dia sudah sangat paham seluk-beluk penerbangan.
Selamat untuk lorena, aku pasti jadi pelanggan setianya.
LORENA?
Saya pernah membaca sekilas tentang GT Surbakti yang punya Lorena. Saya lupa, entah saya baca di Tempo atau koran atau majalah lain dan lupa kapan saya membaca hal itu (8 tahun silam atau?) Dibacaan itu, seingat saya, GT Surbakti awalnya adalah seorang (sopir? atau kernet? dan bergelimang di terminal bus?). Karena keuletan, kejujuran dan kerja kerasnya, pak Surbakti menjadi (pengusaha transportasi darat/bus atas bantuan pemodal?)
Andai riwayat kesuksesan pak Surbakti ini diangkat menjadi sebuah novel atau semacamnya, menurut saya, cerita itu akan menjadi inspirasi bagi masyarakat.
Membaca artikel ini saya bangga, memuji pak Surbakti tetapi sekaligus ciut sebab saya hanya mampu menjadi ‘kuli perusahaan’
Selamat untuk bapak GT Surbakti beserta keluarga.
Tak lupa: “Kalau hendak ke Jawa Timur atau ke mana, naiklah Lorena” Kata seorang teman kepada saya.
“Anda akan melihat bahwa semua bus lain akan menjadi pengekor”. Sambung teman itu lagi.
Horas lae Raja Huta, semoga sehat-sehat selalu.
Horas bah…….
Selamat buat Bpk GT Surbakti dan Lorena Air-nya, semoga halak hita semakin berjaya baik di tingkat nasional maupun internasional.
LOncat REzeki NA
Saya kurang tau apa motivasi bapak menulis seperti ini. Terlihat seperti iklan banget… Atau bapak melakukan “Paid Review” ?
Di wartawan tempat saya bekerja… **maap** selalu seperti itu… menulis sesuatu yang bagus kalau ada pelicin yang bagus. Semakin bagus value pelicin, semakin bagus value dari content yang akan dibuat.
Masih ada beberapa orang batak yang saya tau sudah terjun lebih dahulu menjual service di sektor “udara”. MSA KARGO salah satunya. Tapi entah karena Gaya penulisan bapak atau bagaimana saya tidak tau, dan masih jelas teringat setahun lalu ada sebuah abusement kepaada Lorena terkait dengan tidak dimilikinya Sertifikasi. Ini buktinya >>Klik untuk melihat berita<<Batak banget tugh kan kenapa juga gak ditulis ?
hueheheheh….
Anyway, Saya hanya menanggapi… Atas iklan Anda…
Berapapun yang Bapak terima dari Anak Batak Eka yang Empunya Lorena itu, pastikan anda harus beritahu, Jangan buat Lorena menjadi “Adam Air Orang Batak”
Watauuuuuuuuuuuuuu…..
mudah-mudahan bisa belajar dari yang sudah ada. pengalaman adalah guru yang paling baik. segeralah buka rute medan – jakarta, ini jalur gemuk soalnya.
secepatnyalah buka penerbangan commuter murah, biar lekas maju kampung kita itu.
sukses
@Anak Medan
“Mereka kami beri batasan hingga akhir Juni untuk merampungkan AOC-nya”.
Ini kutipan dari artikel yang anda tunjuk.
“akhir Juni”, artinya akhir Juni 2007.
‘Lorena Air’ ditulis oleh Raja Huta 12 Mei 2008, berarti setelah ancaman pencabutan itu berlalu satu tahun. Yang ditulis di artikel ini adalah kondisi sekarang bukan kondisi dulu. Mungkin ancaman pencabutan ijin itu adalah cambuk sangat kerasa bagi Lorena yang membuatnya bergegas.
Dalam konteks ini, kekurangan yang sedikit itu tak pantas dibuat menjadi penoreh wajah keberhasilan Lorena.
Mengenai seseorang berceritera tentang seseorang atau sesuatu dan tentang yang diceritakan itu adalah hal yang baik, bukankah itu perlu dapat pujian? Dan, misalnya cerita itu dimaksudkan sebagai promosi, adakah yang dirugikan?
Andai pak Surbakti bukan Batak, saya sebagai Batak pasti memuji keberhasilannya. Penyertaan ‘Batak’ dalam cerita ini, menurut saya, tidak dimaksudkan sebagai ‘karena Batak maka membanggakan Batak’.
@Anak Medan
Pren, kayaknya anda paranoid dengan lingkungan tempat anda bekerja. Anda menuduh dan malah sedikit memaksa raja huta untuk mengakui bahwa dia telah menerima “amplop” untuk tulisan di atas. Kalau setiap blog yang menulis tentang kebaikan orang atau produk anda sebut sebagai penyuapan…bah sudah gawat itu…Tapi, kalau asumsi anda itupun yang terjadi, apanya yang salah?
Blog adalah media publik dan sebagai media publik tentu akan menjadi incaran para advertiser untuk dijadikan media iklan. Banyak bloger yang sudah mendapatkan penghasilan dari aktivitas ini. Sangat wajar mereka mendapatkannya karena mereka telah berinvestasi sebelumnya.
Menulis sesuatu yang tidak benar, adalah hal yang salah. Dalam tulisan di atas aku tidak melihat ada sesuatu yang disembunyikan atau ditutupi. Artikel di atas hanya merupakan suatu informasi bagi pembaca blog ini. Lorena sendiri belum beroperasi, jadi belum ketahuan performancenya. Adapun para komentator hanya menyampaikan harapannya apabila lorena beroperasi nantinya.
Memberi semangat kepada orang lain menurutku adalah suatu kebajikan. Mengkritik tanpa melihat dulu hasilnya adalah suatu hal yang kurang bijak. Apalagi menghakimi penulisnya.
Horas
Very inspiring…
Bagaimana dengan SUSI AIR lae ?
@ anak medan
Horas lae… Seharusnya lae lebih bijak kalo masuk ke “rumah” -blog – orang. Mau motivasi lae si Raja Huta mempromosikan Lorena Air dan dapat imbalan, emangnya kenapa? Lae kan tidak dirugikan dengan tulisan di atas. Lagian, blog itu sangat individu, walau terpublis ke umum.
Terus terang, aku tahu bakal ada maskapai baru bernama Lorena Air dari tulisan di blog Raja Huta ini. Karena kesibukan kerja di kantor, akhir-akhir ini aku memang agak kurang “gaul” sama berita koran dan televisi. Jadi, saya beruntung masuk ke blog ini dan memperoleh berita baru. Gak ada yang salah, lae kandung…!
no comment gw euhhh,gw bangga ama diri gw doank euyyy ngapain jg banggain org lain,,,kalo masih diri sendiri amburadul,,,gw anti batak yg suka marhata manggang,pattang so bilak,,,pahassit2on ulu,,,itu,,,si lorena,,gw ga tau,,,dan gw ga mo tau,,,heheheh maaf ya,,,btw lorena boru apa?
Salam….
Saya mau kasih komentar lagi anyway….
Atas komentar Pak Raja di blog ini atas komentar saya
5. Dengan menyebut tulisan ini iklan, Anda telah melecehkan niat baik dan kejujuran saya. Kalau Anda bilang ini promosi buat Lorena Air, mungkin masih bisa diterima. Tapi karena tanpa dasar yang benar Anda bilang ini iklan, maka jawabku adalah :
SEMOGA TUHAN MENGAMPUNI KITA
kalimat diatas… ini yang agak memberatkan…
Ini persepsi Saya…. tentang adanya kemungkinan iklan. THATS ALL… Koq jadi ambiguan seeee ??
Niat baik setiap orang pasti ada Pak. Tapi tujuan serta pelaksanaan dari kebijakan yang ada terkadang tidak sesuai dilapangan. Atau mungkin baik dimata dia, belum tentu baik dimata si Polan Napitupulu, belum tentu baik dimata si Sianturi dan sebagai. Saya tidak menjelekkan niat baik. Sebaliknya saya sangat reputable mengghargai sebuah pandangan,
dengan cara saya.
Blog adalah sarana pembagi dan komunikasi saat empunya blog ingin membentuk apresiasi . Mencoba share dalam sebuah kalangan. Ngeblog untuk kesenangan. Ngeblog untuk memperbesar kereputablean seseorang. Bahkan sekarang banyak masa dimana orang ngeblog untuk uang. Salah ? Nggak tugh…. Karena itu persepsi dia… Saya berpersepsi. Dan kalimat kalimat saya diatas, atas LORENA masih mengandung azaz praduga tak bersalah kan ?
Tapi yang Saya tau Ini Rumah Anda… Anda Raja disini. Dan untuk itu Saya salut, tidak adanya editan apapun dalam komentar Saya sebelumnya diatas… Namun itu menjadi bertolak belakang oleh komentar yang menurut saya NAAS untuk dibaca….
Saya Bold Kata penting pada komentar Bapak Huta atas komentar Saya. Sepenggal kata yang sungguh ingin berkomentar lebih panjang lagi….
(*semoga tidak keberatan.)
Untuk Saya… Entah Anda… Terlalu hina kita (*manusia) mengucapkan sesuatu yang Murni. TUHAN … Bukan mau memilah2 kehidupan dunia akhirat, tapi sungguh, Jika memang appresiasi saya dalam komentar ini, yang notabenenya karena Anda yang mengundang. Salah… Maafkan Saya 🙂 Maafkan Saya karena (*lagi lagi) Karena appresiasi saya atas komentar membuat Anda menyembunyikan kalimat umpatan dengan sebuah kalimat yang sungguh membuat Saya tergelegar mendengarnya…
Maaf Seribu maaf.
Namun sepertinya saya ingin memberi cermin.
Berapa banyak tokoh yang Anda ketahui ketika berbuat baik dan tetap ada orang yang tidak suka atau memicing mata atas tindakan, pemikiran, bahkan gaya tidurnya mungkin ?
Saya MANUSIA MERDEKA……..Anda Juga!
Tapi harus punya tata krama… Dan silahkan menilai sendiri… Dan sekali lagi… Maaf jika saya melakukan kesalahan.
@Tappang, Dian Sidauruk, Marudut Pasaribu
What the hell crapy shit you said about ?
Saya koment karena saya diundang… silahkan liat blog sayah. Saya menghormati komentar beliau makanya saya datang… Terlepas dari beliau yang orang batak… terlepas dari agama apa yang beliau anut, terlepas dari apa itu LORENA dan MSA KARGO. Saya komentar. Just Comment. Atas undangan yang bersangkutan. Salah ? Maafkan saya kalau begitu….
Dan Maaf Saya mengumpat di blog orang. Tapi saya rasa Pak raja huta tidak berkeberatan karena dari cerminannya meloloskan coment saya dan beberapa setelah saya. Termasuk teman teman diatas. Komentar saya ini pasti di approve.
Dan Sekali lagi. Atas semua kalimat kalimat Saya diatas. Yang Saya nyatakan. Akan beberapa pengetikan kata maaf. itu tulus apa adanya. Karena saya tidak naif. karena memang saya hanya ingin bertukar cara pandang seorang batak dari sisi yang lain. Hinakah ?
Bagaimana ya kiprahnya Edward Pesta Sirait di LION AIR ? saya dengar salah satu komisaris disitu.
@Anak Medan
Macam mananya Lae ini. Pemilik MSA itu kan Bapak Kandung pemilik blog ini.
@Toba Dream
Aku serius lae, LORENA itu memang singkatan yang kusebut di atas. Kira-kira maknanya supaya banyak rezeki dapat setelah lahirnya ito kita ini di tengah keluarga Pak Surbakti. Ba…meloncat tinggi ma tutu rezeki i.
Mantaplah kalau begitu… tidak ada dusta. Miss komunikasi mungkin lebih tepatnya. Aku datang pun karena aku hendak berkawan. Tapi berkawan dalam warna masing masing… 🙂 Pertahankan terus warnamu Lae 😉
Salam hangat dari balik jeruji nafsu.
Anak Medan
Horas,
sian Tarutung.
Mau gak kira kira, CEO-nya Lorena Air ini membuka Jalur Penerbangannya
dari Bandara Silangit Siborong-Borong langsung ke Jakarta (?)
mungkin 2 atau 3 kali dalam seminggu percobaan.
Biar lebih mempermudah tujuan Wisatawan yang mau ke Taput dengan membuat System Code Share dengan Maskapai penerbangan Domestik lainnya atau dengan Penerbangan Internasional lainnya.
Horasma,
HCS Team Tarutung
http://www.hutabarat-consulting.webs.com
@ anak medan
Terusterang bvanyak yang tersontak komentar anda, Ya udalah anda juga uda minta maaf itu baik. Yang jelas kita pasti bangga pada Oranf batak yang sukses, jangankan batak mmereka asal medan aja yang sukses kita kita bangga. Juga kita bangga dari bangsa batak uda ada pengsaha Chargo, Tansportasi, perbankkan, peneliti, dll. gbu
Saya adalah pengguna setia Lorena dari tahun 85, dan masih setia serta menjadi pemerhatinya. Saya salut dengan tangan dingin pak Soerbakti dalam mendirikan dan membesarkan nama Lorena hingga besar seperti sekarang. Sayapun tidak sedikit mendengar berita miring tentang Lorena, tapi apapun ceritanya Lorena adalah Pioner dalam bisnis jasa Transportasi Darat. Semoga ekspansi pak Soerbakti dengan Lorena Airnya bisa segera terealisasi. Jika menurut Raja Huta menulis ‘Orang Batak punya perusahaan penerbangan” kalo menurut saya “PENGUSAHA BIS ANTARKOTA BISA MEMPUNYAI PERUSAHAAN PENERBANGAN”
Bravo LORENA Group
-sabar,sopan,senyum-
Salut buat Lorena Grup yang mulai merambah bisnis penerbangan. Kita kenal P. Surbakti pionir dibidang bisnis angkutan darat dan faktanya sangat berhasil walaupun ada beberapa kasus kecelakaan bus antar kota yang terjadi itu masih dalam batas kewajaran. Pengelolaan bisnis ini akan sangat berbeda dengan angkutan darat karena persyaratan keselamatan yang sangat tinggi pada angkutan penerbangan. Saya percaya manajemen perusahaan ini akan survive karena dipimpin oleh profesional yang telah membekali diri dengan keahlian yang dipersyaratkan. Mari kita dukung kemajuan perusahaan ini dengan berkontribusi positip sesuai peran kita masing-masing karena bagaimanapun perusahaan ini mau tak mau terkait dengan ikon ” batak “. Sukses selalu buat Lorena Air , kapan buka rute Jakarta – Medan dan Jakarta – Bali ? Jangan biarkan maskapai penerbangan Malaysia ” Air Asia ” justru menguasai bisnis penerbangan di Indonesia.
Mabuhay Lorena
Saya belum pernah bertatap muka dengan pak Surbakti tetapi saya sudah pernah minta tolong beliau agar menrima anggota saya menjadi pegawai (supir) bis malam BDG -SBY dan Beliau menerima anggota saya sebagai memperkuat perusahaannya,
Melalui Tulisan ini saya sampaikan terimakasih dan Hormat setinggi tingginya buat Bpk Surbakti, ,, Kai beritana bapak… sehat selalu ya bos….
@ tu Sude na adong di blog on….
Semoga saja Lorena air sadar bahwa usaha dibidang penerbangan jauh lebih berat dari pada usaha dibidang jalur darat. jangan sampai sampai ada sewa jalan (Naik di atas) seperti yang selama ini terjadi di jalur darat. dan satu lagi jangan sampai terjadi pesawat Lorena Air ngetem di atas (alias mengambil penumpang di udara). oleh karena itu perlu ada pembenahan terlebih dahulu di jalur darat sebelum melakukan ekspansi ke bidang penerbangan.
Tu dosa (doNGAN saHUTA) jangan terlalu membanggakan pemilik Lorena Air (GT Surbakti) karena dia orang batak jangan jangan dia tidak bangga jadi orang batak. Perlu kita renungkan apa yang sudah diperbuat PT. Eka Sari Lorena terhadap kemajuan kampung halaman (bona pasogit). Karena dengan kondisi finansial (keuangan) mereka sudah selayaknya ikut berpartisipasi dalam kemajuan bona pasogit khususnya dan orang batak (halak hita) pada umumnya.
@anak medan
Asing sing so….Hidup PSMS ! Hidup Lorena Air ! Hidup Indonesia! Hidup Anak Medan!
Salut buat @anak medan!
Horas !
Sentabi buat penatua dan pengunjung blok ini..
Lorena : Lompat Muat Jorena, sebatas pengetahuan saya itulah kepanjangannya,
Setiap pilihan pasti ada tantangannya,itulah yg menjadikan hidup bermakna.
Pesan buat Lorena grup..
anda yg pertama menjadikan anda cerminan orang batak, jangan buat kami malu,aq mendukungmu.
ada filosopi bahasa karo yg pas dgn sikon ini,
ula pelebe-lebekeb bagi bening,,,
thank’s
sebenarnya pesta danau toba kapan tanggal tepatnya ?
soalnya saya ingin merayakan pesta tersebut
soalnya blom ada kepatian nggal berapa ?
sebagai orang karo bangga kali aku melihat kalak kita sukses dan punya nama di tingkat nasional.Tp lebih bangga lagi aku bila orang karo yg sukses itu(siapapun dia)peduli akan kampung halamannya.
mejuah juah kita kerina
1 | nich
12 Mei, 2008 pada 7:37 pm
komentar yang satu ini :
pilot Lorena Air akan ugal-ugalan—dan bahkan zig zag di udara; seperti ulah bus-bus Lorena di Pantura
benar-benar bikin ngakak =))
tapi mengenai bisa atau tidaknya Lorena Air sukses, kembali ke ora et labora, tul?